Jumat, 21 November 2014

Latihan Soal PTIK Pertemuan 9

1.      Data dimasukkan dengan cara melukiskan pena pada suatu media. Alat input yang digunakan adalah…

a.       Scanner
b.      Modem
c.       Light Pen
d.      Bar Code Reader
e.       Joy Stick
2.      Yang Termasuk ke dalam softcopy device adalah...
a.       Keyboard
b.      Printer
c.       Monitor
d.      Mouse
e.       Memori
3.      Bagian yang melaksanakan operasi perhitungan dan logika adalah...
a.       Control Unit
b.      Arithmatic Logical Unit
c.       Memory
d.      Modem
e.       Storage
4.      Penggerak untuk pemakaian media floppy disk (disket) sebagai memori eksternal adalah...
a.       Tape Drive
b.      Disk Drive
c.       CD-RW
d.      Card Reader
e.       Console
5.      Electronic Filing Cabinet merupakan sebutan untuk...
a.       Printer
b.      Keyboard
c.       Monitor
d.      CPU
e.       Memori
6.      Alat yang merupakan pusat pengolahan serta pusat pengontrolan seluruh sistem komputer yang sedang melakukan pekerjaannya, adalah..
a.       CPU
b.      Control Unit
c.       ALU
d.      Memory
e.       Keyboard
7.      Berfungsi untuk mengubah sinyal analog menjadi digital dan sebaliknya, adalah…
a.       Ploter
b.      Thernal
c.       Modem
d.      Printer
e.       Keyboard
8.      Berdasarkan dari kebutuhannya, penggunaan memory merupakan suatu keharusan, contohnya adalah...
a.       RAM
b.      Harddisk
c.       Flashdisk
d.      Printer
e.       Mouse
9.      Alat ini menggunakan pena elektronik atau alat salin semacam mouse yang disebut puck untuk mengubah...
a.       Keyboard
b.      Scanner
c.       Joystick
d.      Digitizer
e.       Modem
10.  Monitor yang menggunakan teknologi dioda adalah jenis...
a.       CRT
b.      LCD
c.       CCRT
d.      LOD

e.       LED

Selasa, 18 November 2014

Soal UTS PTIK Semester 1

Soal UTS PTIK
1.       Komputer mempunyai kemampuan dalam berbagai bidang sehingga disebut sebagai kecerdasan buatan, merupakan ciri generasi komputer ke...
5
2.       Yang termasuk klasifikasi komputer berdasarkan ukuran fisiknya, adalah..
Micro Computer
3.       Penerapan ilmu pengetahuan (kombinasi teknik ilmiah dan material) untuk memenuhi tujuan atau memcahkan suatu masalah, disebutk dengan?
Teknologi
4.       Tempat seseorang bisa menyimpan data atau dokumen disebuah web server dan data atau dokumen ini tersambung dengan internet dengan harapan dapat diakses oleh orang lain, disebut..
Web hosting
5.       Yang merupakan aspek non teknis adalah.
Dukungan manajemen
6.       Jenis kabel yang digunakan untuk kabel telepon, yaitu?
Twisted pair
7.       Jaringan skala yang lebih besar dibandingkan dengan LAN. Merupakan jaringan antar kantor/perusahaan yang jaraknya berdekatan dengan luas area jaringan kira – kira 10 – 50 Km, merupakan pengertian dari?
MAN
8.       Bentuk jaringan komputer dengan skala yang sangat luas berupa jaringan komputer atar kota, pulau, negara, bahkan benua, merupakan pengertian dari??
WAN
9.       Tahapan inisiasi terdapat 2 tingkatan, antara lain?
Tahapn agenda – setting dan tahapan matching
10.   Fasilitas internet yang memungkinkan seseorang mengirim dan menerima surat secara elektronik adalah..
E-Mail
11.   Usaha untuk mengumpulkan informasi tentang teknologi komunikasi, memahami dengan seksama dan merencanakannya untuk mengadopsinya, merupakan pengertian dari?
Tahapan inisiasi
12.   Munculnya ide untuk mengadopsi teknologi komunikasi demi menyelesaikan permasalahan informasi yang muncul merupakan pengertian tahapan?
Tahapan agenda – setting
13.   Dibawah ini yang bukan termasuk kelebihan dari kabel Single mode, yaitu?
Instalasinya cukup sulit
14.   Bentuk jaringan komputer lokal yang luas areanya sangat terbatas biasanya untuk jaringan rumahan, kantor, laboratorium komputer, merupakan pengertian dari?
LAN
15.   Jenis kabel yang spesifikasinya lebih tebal sudah dibengkokkan, jangkauannya lebih jauh daripada thin, dan harganya lebih mahal daripada thin, yaitu?
Thick
16.   Kumpulan transistor yang dipadatkan dalam komponen elektronika adalah merupakan..
VLSI
17.   Yang termasuk dalam kekurangan dari jaringan peer-to-peer, yaitu?
Tidak membutuhkan administrator jaringan
18.   Tahapan inisiasi terdapat 3 tingkatan, antara lain?
Tahapan redefining, tahapan Clarifying dan tahapan routinizing
19.   Jaringan komputer memerlukan media tranmisi untuk menghubungkan satu komputer/terminal lainnya dikemukakan oleh?
Jogiyanto
20.   Kemampuan dan karakteristik internet memungkinkan terjadinya proses belajar mengajar jarak jauh (E-Learning) menjadi lebih efektif dan efisien sehingga dapat diperoleh hasil yang baik termasuk dalam contoh penerapan teknologi informasi dalam bidang?
Bidang Pendidikan
21.   Dalam mengirim email apabila ingin membuat suatu tembusan alamat email untuk yang lain maka pilihan menunya..
Cc
22.   Teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi..
Williams dan Sawyer
23.   Yang tidak termasuk dalam jenis – jenis jaringan berdasarkan luas wilayar, yaitu?
Semua Salah
24.   Pada komputer generasi ketiga komponennya menggunakan..
Integrated circuit
25.   Suatu aplikasi yang memungkinkan pengguna (user) internet dapat mengambil data (downlooad), di situs – situs website adalah..
FTP
26.   Teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan menyimmpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi untuk mengirimkan informasi, merupakan pengertian teknologi informasi menurut?
Martin
27.   Teknologi tanpa kabel dalam hal ini adalah melakukan hubungan telekomunikasi dengan menggunakan gelombang elektromagnetik sebagai pengganti kabel, pengertian dari?

Wireless

Makalah PAI "Sejarah Peradaban Islam di Indonesia"

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
            Sejak zaman pra sejarah, penduduk kepulauan Indonesia dikenal sebagai pelayar-pelayar yang sanggup mengarungi lautan lepas. Sejak awal masehi sudah ada rute-rute pelayaran dan perdagangan antara kepulauan Indonesia dengan berbagai daerah di daratan Asia Tenggara. Wilayah Barat Nusantara dan sekitar Malaka sejak masa kuno merupakan wilayah yang menjadi titik perhatian, terutama karena hasil bumi yang dijual disana menarik bagi para pedagang, dan menjadi daerah lintasan penting antara Cina dan India. Sementara itu, pala dan cengkeh yang berasal dari Maluku dipasarkan di Jawa dan Sumatera, untuk kemudian dijual kepada para pedagang asing. Pelabuhan-pelabuhan penting di Sumatra dan Jawa antara abad ke-1 dan 7 M sering disinggahi pedagang asing seperti Lamuri (Aceh), Barus, dan Palembang di Sumatra; Sunda Kelapa dan Gresik di Jawa.
            Bersamaan dengan itu, datang pula para pedagang yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tidak hanya membeli dan menjajakan barang dagangan, tetapi ada juga yang berupaya menyebarkan agama Islam. Dengan demikian, agama Islam telah ada di Indonesia ini bersamaan dengan kehadiran para pedagang Arab tersebut. Meskipun belum tersebar secara intensif ke seluruh wilayah Indonesia.

1.2.         Rumusan Masalah
a.       Sejak kapan Islam masuk ke Indonesia?
b.      Bagaimankah corak dan perkembangan Islam di Indonesia?
c.       Siapakah tokoh-tokoh Perkembangan Islam Di Indonesia.

1.3.         Tujuan Penulisan
a.       Untuk mengetahui kapan masuknya Islam ke Indonesia.
b.      Untuk mengetahui corak dan Perkembangan Islam di Indonesia.
c.       Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam Di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.    Masuknya Islam Ke Indonesia
            Ditinjau dari sudut sejarah, agama Islam masuk ke Indonesia melalui berbagai cara. Pada umumnya pembawa agama Islam adalah para pedagang yang berasal dari jazirah Arab, mereka merasa berkewajiban menyiarkan agama Islam kepada orang lain. Agama Islam masuk ke Indonesia dengan cara damai, tidak dengan kekerasan, peperangan ataupun paksaan.
            Ada beberapa pendapat para ahli tentang waktu dan daerah yang mula-mula dimasuki Islam di Indonesia, di antaranya yaitu:
1.      Drs Juned Pariduri, berkesimpulan bahwa agama Islam pertama kali masuk ke Indonesia melalui daerah Sumatra Utara (Tapanuli) pada abad ke-7. Kesimpulan ini didasarkan pada penyelidikannya terhadap sebuah makam Syaikh Mukaiddin di Tapanuli yang berangka tahun 48 H (670 M).
2.      Hamka, berpendapat bahwa agama Islam masuk ke Jawa pada abad ke-7 M(674). Hal ini didasarkan pada kisah sejarah yang menceritakan tentang Raja Ta-Cheh yang mengirimkan utusan menghadap Ratu Sima dan menaruh pundi-pundi berisi emas ditengah-tengah jalan dengan maksud untuk menguji kejujuran, keamanan dan kemakmuran negeri itu. Menurut Hamka, Raja Ta-Cheh adalah Raja Arab Islam.
3.      Zainal Arifin Abbas, berpendapat bahwa agama Islam masuk di Sumatra Utara pada abad 7 M (648). Beliau mengatakan pada waktu itu telah datang di Tiongkok seorang pemimpin Arab Islam yang telah mempunyai pengikut di Sumatra Utara.
            Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa agama Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 M. Pada abad ke-13 agama Islam berkembang dengan pesat  ke seluruh Indonesia. Hal itu di tandai dengan adanya penemuan-penemuan batu nisan atau makam yang berciri khas Islam, misalnya di Leran (dekat Gresik) terdapat sebuah batu berisi keterangan tentang meninggalnya seorang perempuan bernama Fatimah binti Maimun pada tahun 1082 dan di Samudra Pasai terdapat makam-makam Raja Islam, di antaranya Sultan Malik as-Shaleh yang meninggal pada tahun 676 H atau 1292 M.
            Berbeda dengan pendapat di atas, dua orang sarjana barat yaitu Prof. Gabriel Ferrand dan Prof. Paul Wheatly. Bersumber pada keterangan para musafir dan pedagang Arab tentang Asia Tenggara, maka ke-2 sarjana tersebut bahwa agama Islam masuk ke Indonesia sejak awal ke-8 M, langsung dibawa oleh para pedagang dan musafir Arab.

2.2.    Corak dan Perkembangan Islam di Indonesia
A.    Masa Kesultanan
            Di daerah-daerah yang sedikit sekali di sentuh oleh kebudayaan Hindu-Budha seperti daerah-daerah Aceh dan Minangkabau di Sumatera dan Banten di Jawa, Agama Islam secara mendalam mempengaruhi kehidupan agama, sosial dan politik penganut-penganutnya sehingga di daerah-daerah tersebut agama Islam itu telah menunjukkan diri dalam bentuk yang lebih murni.
            Di kerajaan Banjar, dengan masuk Islamnya raja, perkembangan Islam selanjutnya tidak begitu sulit karena raja menunjangnya dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan lainnya dan hasilnya mebawa kepada kehidupan masyarakat Banjar yang benar-benar bersendikan Islam. Secara konkrit, kehidupan keagamaan di kerajaan Banjar ini diwujudkan dengan adanya mufti dan qadhi atas jasa Muhammad Arsyad Al-Banjari yang ahli dalam bidang fiqih dan tasawuf. Di kerajaan ini, telah berhasil pengkodifikasian hukum-hukum yang sepenuhnya berorientasi pada hukum islam yang dinamakan Undang-Undang Sultan Adam. Dalam Undang-Undang ini timbul kesan bahwa kedudukan mufti mirip dengan Mahkamah Agung sekarang yang bertugas mengontrol dan kalau perlu berfungsi sebagai lembaga untuk naik banding dari mahkamah biasa. Tercatat dalam sejarah Banjar, di  berlakukannya hukum bunuh bagi orang murtad, hukum potong tangan untuk pencuri dan mendera bagi yang kedapatan berbuat zina.
            Guna memadu penyebaran agama Islam dipulau jawa, maka dilakukan upaya agar Islam dan tradisi Jawa didamaikan satu dengan yang lainnya, serta dibangun masjid sebagai pusat pendidikan Islam.
            Dengan kelonggaran-kelonggaran tersebut, tergeraklah petinggi dan penguasa kerajaan untuk memeluk agama Islam. Bila penguasa memeluk agama Islam serta memasukkan syari’at Islam ke daerah kerajaannya, rakyat pun akan masuk agama tersebut dan akan melaksanakan ajarannya. Begitu pula dengan kerajaan-kerajaan yang berada di bawah kekuasaannya. Ini seperti  ketika di pimpin oleh Sultan Agung. Ketika Sultan Agung masuk Islam, kerajaan-kerajaan yang ada di bawah kekuasaan Mataram ikut pula masuk Islam seperti kerajaan Cirebon, Priangan dan lain sebagainya. Lalu Sultan Agung menyesuaikan seluruh tata laksana kerajaan dengan istilah-istilah keislaman, meskipun kadang-kadang tidak sesuai dengan arti sebenarnya.

B.     Masa Penjajahan
            Ditengah-tengah proses transformasi sosial yang relatif damai itu, datanglah pedagang-pedagang Barat, yaitu portugis, kemudian spanyol, di susul Belanda dan Inggris. Tujuannya adalah menaklukkan kerajaan-kerajaan Islam Indonesia di sepanjang pesisir kepulauan Nusantara ini.
            Pada mulanya mereka datang ke Indonesia hanya untuk menjalinkan hubungan dagang karena Indonesia kaya akan rempah-rempah, tetapi kemudian mereka ingin memonopoli perdagangan tersebut dan menjadi tuan bagi bangsa Indonesia.
            Apalagi setelah kedatangan Snouck Hurgronye yang ditugasi menjadi penasehat urusan pribumi dan Arab, pemerintah Hindia-Belanda lebih berani membuat kebijaksanaan mengenai masalah Islam di Indonesia karena Snouck mempunyai pengalaman dalam penelitian lapangan di Negeri Arab, Jawa dan Aceh. Lalu ia mengemukakan gagasannya yang di kenal dengan politik Islam di Indonesia. Dengan politik itu ia membagi masalah Islam dalam tiga kategori, yaitu:
1.      Bidang agama murni atau ibadah;
2.      Bidang sosial kemasyarakatan; dan
3.      Politik.
            Terhadap bidang agama murni, pemerintah kolonial memberikan kemerdekaan kepada umat Islam untuk melaksanakan ajaran agamanya sepanjang tidak mengganggu kekuasaan pemerintah Belanda.
            Dalam bidang kemasyarakatan, pemerintah memanfaatkan adat kebiasaan yang berlaku sehingga pada waktu itu dicetuskanlah teori untuk membatasi keberlakuan hukum Islam, yakni teori reseptie yang maksudnya hukum Islam baru bisa diberlakukan apabila tidak bertentangan dengan alat kebiasaan. Oleh karena itu, terjadi kemandekan hukum Islam.
            Sedangkan dalam bidang politik, pemerintah melarang keras orang Islam membahas hukum Islam baik dari Al-Qur’an maupun Sunnah yang menerangkan tentang politik kenegaraan atau ketatanegaraan.

C.    Gerakan dan organisasi Islam
            Akibat dari  “resep politik Islam”-nya Snouck Hurgronye itu, menjelang permulaan abad xx umat Islam Indonesia yang jumlahnya semakin bertambah menghadapi tiga tayangan dari pemerintah Hindia Belanda, yaitu: politik devide etimpera, politik penindasan dengan kekerasan dan politik menjinakan melalui asosiasi.
            Namun, ajaran Islam pada hakikatnya terlalu dinamis untuk dapat dijinakkan begitu saja. Dengan pengalaman tersebut, orang Islam bangkit dengan menggunakan taktik baru, bukan dengan perlawanan fisik tetapi dengan membangun organisasi. Oleh karena itu, masa terakhir kekuasaan Belanda di Indonesiadi tandai dengan tumbuhnya kesadaran berpolitik bagi bangsa Indonesia, sebagai hasil perubahan-perubahan sosial dan ekonomi, dampak dari pendidikan Barat, serta gagasan-gagasan aliran pembaruan Islam di Mesir.
            Akibat dari situasi ini, timbullah perkumpulan-perkumpulan politik baru dan muncullah pemikir-pemikir politik yang sadar diri. Karena persatuan dalam syarikat Islam itu berdasarkan ideologi Islam, yakni hanya orang Indonesia yang beragama Islamlah yang dapat di terima dalam organisasi tersebut, para pejabat dan pemerintahan  (pangreh praja) ditolak dari keanggotaan itu.
            Persaingan antara partai-partai politik itu mengakibatkan putusnya hubungan antara pemimpin Islam, yaitu santri dan para pengikut tradisi Jawa dan abangan. Di kalangan santri sendiri, dengan lahirnya gerakan pembaruan Islam dari Mesir yang mengompromikan rasionalisme Barat dengan fundamentalisme Islam, telah menimbulkan perpecahan sehingga sejak itu dikalangan kaum muslimin terdapat dua kubu: para cendekiawan Muslimin berpendidikan Barat, dan para kiayi serta Ulama tradisional.
            Selama pendudukan jepang, pihak Jepang rupanya lebih memihak kepada kaum muslimin dari pada golongan nasionalis karena mereka berusaha menggunakan agama untuk tujuan perang mereka. Ada tiga perantara politik berikut ini yang merupakan hasil bentukan pemerintah Jepang yang menguntungkan kaum muslimin, yaitu:
1.      Shumubu, yaitu Kantor Urusan Agama yang menggantikan Kantor Urusan Pribumi zaman Belanda.
2.      Masyumi, yakni singkatan dari Majelis Syura Muslimin Indonesia menggantikan MIAI yang dibubarkan pada bulan oktober 1943.
3.      Hizbullah, (Partai Allah dan Angkatan Allah), semacam organisasi militer untuk pemuda-pemuda Muslimin yang dipimpin oleh Zainul Arifin.

2.3.    Tokoh-Tokoh Dalam Perkembangan Islam di Indonesia
            Proses penyebaran Islam di wilayah Nusantara tidak dapat dilepas dari peran aktif para ulama. Melalui merekalah Islam dapat diterima dengan baik dikalangan masyarakat. Di antara Ulama tersebut adalah sebagai berikut:
a.      Hamzah Fansuri
            Ia hidup pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda sekitar tahun 1590. Pengembaraan intelektualnya tidak hanya di Fansur-Aceh, tetapi juga ke India, Persia, Mekkah dan Madinah. Dalam pengembaraan itu ia sempat mempelajari ilmu fiqh, tauhid, tasawuf, dan sastra Arab.
b.      Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari
            Beliau lahir di Moncong Loe, Gowa, Sulawesi Selatan pada tanggal 3 Juli 1626 M/1037 H. Ia memperoleh pengetahuan Islam dari banyak guru, di antaranya yaitu; Sayid Ba Alwi bin Abdullah Al-‘allaham (orang Arab yang menetap di Bontoala), Syaikh Nuruddin Ar-Raniri (Aceh), Muhammad bin Wajih As-Sa’di Al-Yamani (Yaman), Ayub bin Ahmad bin Ayub Ad-Dimisqi Al-Khalwati (Damaskus), dan lain sebagainya.
c.       Syaikh Abdussamad Al-Palimbani
            Ia merupakan salah seorang ulama terkenal yang berasal dari Sumatra Selatan. Ayahnya adalah seorang Sayid dari San’a, Yaman. Ia dikirim ayahnya ke Timur Tengah untuk belajar. Di antara ulama sezaman yang sempat bertemu dengan beliau adalah; Syaikh Muhammad Arsyad Al-Banjari, Abdul Wahab Bugis, Abdurrahman Bugis Al-Batawi dan Daud Al-Tatani.
d.      Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani
            Beliau lahir di Tanar, Serang, Banten. Sejak kecil ia dan kedua saudaranya, Tamim dan Ahmad, di didik oleh ayahnya dalam bidang agama; ilmu nahwu, fiqh dan tafsir. Selain itu ia juga belajar dari Haji Sabal, ulama terkenal saat itu, dan dari Raden Haji Yusuf di Purwakarta Jawa Barat. Kemudian ia pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan menetap disana kurang lebih tiga tahun. Di Mekkah ia belajar Sayid Abmad bi Sayid Abdurrahman An-Nawawi, Sayid Ahmad Dimyati dan Sayid Ahmad Zaini Dahlan. Sedangkan di Madinah ia berguru kepada Syaikh Muhammad Khatib Sambas Al-Hambali. Selain itu ia juga mempunyai guru utama dari Mesir.
Pada tahun 1833 beliau kembali ke Banten. Dengan bekal pengetahuan agamanya ia banyak terlibat proses belajar mengajar dengan para pemuda di wilayahnya yang tertarik denga kepandaiannya.. tetapi ternyata beliau tidak betah tinggal di kampung halamannya. Karena itu pada tahun 1855 ia berangkat ke Haramain dan menetap disana hingga beliau wafat pada tahun 1897 M/1314 H.
e.       Wali Songo
            Dalam sejarah penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di pulau Jawa terdapat sembilan orang ulama yang memiliki peran sangat besar. Mereka dikenal dengan sebutan wali songo.
            Para wali ini umumnya tinggal di pantai utara Jawa sejak dari abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16. Para wali menyebarkan Islam di Jawa di tiga wilayah penting, yaitu; Surabaya, Gresik dan Lamongan (Jawa Timur), Demak, Kudus dan Muria (Jawa Tengah), serta di Cirebon Jawa Barat. Wali Songo adalah para ulama yang menjadi pembaru masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru seperti, kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan, kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan.
            Adapun wali-wali tersebut yaitu; Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria.
BAB III
KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
3.1.    Kerajaan-Kerajaan Islam  Sebelum Penjajahan Belanda
3.1.1    Kerajaan Islam di Sumatera
a. Kerajaan Samudera Pasai
Kerajaan Islam pertama di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai. Kerajaan ini terletak di pesisir Timur Laut Aceh. Kemunculannya sebagai Kerajaan Islam diperkirakan mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M, sebagai hasil islamisasi daerah-daerah pantai yang pernah disinggahi pedagang-pedagang Muslim sejak abad ke-7. Bukti berdirinya kerajaan Samudera Pasai pada abad ke-13 M itu didukung oleh adanya nisan kubur terbuat dari granit asal Samudera Pasai. Husain Djajadiningrat, sebagaimana dikutip Taufik Abdullah, memperkirakan waktu berdirinya adalah 1270 atau 1275 M.
Malik al-Saleh, ialah raja pertama yang juga merupakan pendiri kerajaan tersebut. Hal itu diketahui melalui tradisi Hikayat Raja-raja Pasai, Hikayat Melayu, dan juga hasil penelitian sarjana-sarjana Barat, khususnya para sarjana Belanda, seperti Snouck Hurgronye, J.P Moquette, dan lain-lain.
            Dalam Hikayat Raja-raja Pasai disebutkan gelar Malik al-Shaleh sebelum menjadi raja adalah Merah Sile atau Merah Selu.
            Adapun Para Sultan  Samudera Pasai diantaranya sebagai berikut :
1.      Sultan al-Maliku Saleh (1275-1297 M)
2.      Sultan muhammad Malik Az-Zahir (1297-1326 M)
3.      Sultan Ahmad Malik Az-Zahir (1326-1371 M),
4.      Sultan Zainal Abidin Malik Az-Zahir (1371-1405 M), serta beberapa sultan lainnya.
Dalam kehidupan perekonomiannya, kerajaan maritim ini, tidak memiliki basis agraris. Basis perekonomiannya adalah perdagangan dan pelayaran. Ditinjau dari segi geografis dan sosial ekonomis Samudera Pasai ini memang merupakan suatu daerah penting yang menghubungkan  antara pusat-pusat perdagangan yang terdapat di kepulauan Indonesia, India, Cina dan Arab. Pada masa kerajaan ini sudah terdapat mata uang emas yang bertuliskan nama-nama sultan yang berkuasa. Adanya mata uang dirham tersebut membuktikan bahwa kerajaan ini pada saat itu merupakan kerajaan yang makmur.
            Taufik Abdullah sebagaimana dikutip Badri Yatim, menerangkan dalam bukunya, Kerajaan Samudera Pasai berlangsung sampai tahun 1524 M.

b. Kerajaan Aceh Darussalam
Kerajaan Aceh terletak diaerah yang sekarang dikenal dengan nama Kabupaten Aceh Besar. Disini pula letak ibu kotanya. Kurang begitu diketahui kapan kerajaan ini sebenarnya berdiri. Anas Machmud berpendapat Kerajaan Aceh berdiri pada abad ke-15 M, di atas puing-puing kerajaan Lamuri, oleh Muzaffar Syah (1465-1497). Dialah yang membangun kota Aceh Darussalam. Menurutnya, pada masa pemerintahannya, Aceh Darussalam mulai mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan, karena saudagar-saudagar muslim yang sebelumnya berdagang dengan Malaka, memindahkan kegiatan mereka ke Aceh, setelah Malaka dikuasai Portugis (1511 M). Sebagai akibat dari penaklukan Malaka oleh Portugis itu, jalan dagang yang sebelumnya dari Laut Jawa ke Utara melalui selat Karimata terus ke Malaka, pindah melalui selat Sunda dan menyusuri pantai Barat Sumatera terus ke Aceh. Dengan demikian Aceh menjadi ramai dikunjungi oleh para saudagar dari berbagai negeri. H,J. De Graaf berpendapat bahwa raja Aceh yang pertama ialah Ali Mughayat Syah.
            Sultan-sultan yang pernah memerintah Aceh diantaranya sebagai berikut:
1.      Sultan JohanSyah
2.      Sultan Riayat Syah
3.      Sultan Mahmud Syah
4.      Sultan Firman Syah, dan beberapa Sultan lainnya.
Peletak dasar kebesaran Aceh adalah Sultan Alauddin Riayat Syah yang bergelar Al-Qahar.  Puncak kekuasaan kerajaan Aceh terletak pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637). Pada masanya  Aceh menguasai seluruh pelabuhan pesisir Timur dan Barat Sumatera.
            Tidak seperti Iskandar Muda yang memerintah dengan tangan besi, penggantinya, Iskandar Tsani bersikap lebih liberal, lembut dan adil. Pada masaanya Aceh terus berkembang untuk masa beberapa tahun. Pengetahuan agama maju dengan pesat. Akan tetapi kematiannya diikuti oleh masa-masa bencana, setelah sultan-sultan berikunya berkuasa sekitar abad ke-18 kerajaan ini mulai runtuh dan terpecah belah.

3.1.2         Kerajaan Islam di Jawa
a. Kerajaan Demak
Kesultanan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri awal abad ke-16. kemunculannya dapat disebut babak baru dan penting dalam proses islamisasi di tanah Jawa, setelah sebelumnya lebih terkonsentrasi di pusat-pusat perdagangan di pantai utara Jawa, seperti Tuban, Gresik, dan Giri.
Sebelum muncul sebagai kerajaan bercorak Islam, Demak merupakan daerah kekuasaan Majapahit. Sebelumya, Demak bernama Bintoro; olehMajapahit kemudian diberikan kepada Raden Patah. Daerah ini lambat laun menjadi pusat perkembangan Islam yang diselenggarakan oleh para wali. Dibawah pimpinan Sunan Ampel Denta, para wali yang dikenal sebagi Wali Songo sepakat mengangkat Raden Patah sebagai raja pertama kerajaan Demak dengann gelar Senopati Jimbun Ngabdurrahman Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Masa pemerintahannya  berlangsung sekitar akhir abad ke-15 hingga awal abad ke-16. Raden Patah adalah seorang anak Raja Majapahit dari seorang ibu Muslim keturunan Campa.
Pengganti Raden Patah sebagai raja Demak ialah anaknya sendiri yakni Pangeran Sabrang Lor, yang dikenal dengan Adipati Unus. Masa pemerintahannya cukup singkat, sebab tentaranya mengalami kekalahan besar terhadap Portugis. Kemudian Pati Unus digantikan oleh Trenggono yang memerintah selama 22 tahun (1524-1546), yang dilantik oleh Sunan Gunung Jati dengan gelar Sultan Ahmad Abdul Arifin. Pada  masa  Sultan Demak yang ketiga inilah Islam dikembangkan keseluruh tanah Jawa, bahkan sampai ke Kalimantan Selatan. Daerah-daerah di Jawa, baik di daerah pantai maupun pedalaman, dibawah hegemoni politik Demak. Kota-kota pelabuhan penting , yang menjadi pusat perdagangan di bawah dominasi Sunda Kelapa, dapat ditaklukan paa tahun 1527 M. Penaklukan tersebut dilakukan oleh pasukan gabungan Demak dan Cirebon di bawah komando Fadhilah Khan atau Fatahelah.
Pada tahun 1546 M dalam penyerbuan ke Panarukan, Sultan Trenggono terbunuh dan digantikan oleh adiknya, Prawoto. Pemberontakan mengakibatkan Prawoto terbunuh dan kerajaan berakhir dengan pemindahan pusat kerajaan ke Pajang oleh Jaka Tingkir.

b. Kerajaan Pajang
            Setelah memindahkan ke Pajang, mulailah kerajaan Pajang berdiri dengan Jaka Tingkir sebagaif sultannya. Ia bergelar Adiwijaya. Kesultanan ini berada di Kertasura sekarang dan penaklukan ke daerah-daerah sekitar. Ia meluruskan  pengaryhnya ke Banyumas dan Madiun.
            Sultan Pajang wafat pada 1587 dan fdigantikan oleh putranya Pangeran Benawa. Usia kesultanan ini tidak panjang karena kemudian kekuasaannya diambil alih oleh kerajaan Mataram.
            Pada tahun 1618 Kerajaan Pajang memberontak terhadap Mataram yang ketika itu berada di bawah pimpinan Sultan Agung. Pajang dihancurkan, rajanya melarikan diri ke Giri dan Surabaya. Riwayat keajaan pajang berakhir tahun 1618.

c. Kerajaan Mataram
            Awal dari kerajaan Mataram adalah ketika Sultan Adiwijaya dari Pajang meminta bantuan kepada Ki Pamanahan yang berasal dari daerah pedalaman untuk menghadapi dan menumpas pemberontakan Aria Panangsang tersebut. Sebagai hadiah atasnya, Sultan kemudian menghadiahkan daerah Mataram kepada Ki Pamanahan yang menurunkan raja-raja Mataram Islam kemudian.
            Pada tahun 1577 M, Ki Gede Pamenahan menempati istana barunya di Mataram. Kemudian ia digantikan oleh puteranya, Senopati, tahun 1584 dan dikukuhkan oleh Sultan Pajang. Kemudian Senopatilah yang dianggap sebagai Sultan Mataram pertama.
            Senopati meninggal dunia pada tahun 1601 M, dan digantikan oleh puteranya Seda Ing Krapyak yang memerintah sampai tahun 1613 M. Kemudian ia juga wafat dan digantikan oleh puteranya, Sultan Agung. Pada tahun 1619, seluruh Jawa Timur sudah berada di bawah kekuasaanya. Di masa sultan Ageng inilah kontak-kontak bersenjata dengan VOC mulai terjadi. Pada tahun 1630 M, Sultan Agung menetapkan Amangkurat  I  sebagai Putera Mahkota. Sultan Agung wafat tahun 1646 M dan dimakamkan di Imogiri, hingga ia digantikan oleh putera Mahkota.
            Pada masa pemerintahan Amangkurat I terjadilah banyak konflik serta pemberontakan-pemberontakan yang terjadi hingga akhirnya kerajaan ini runtuh.

d. Kesultanan Cirebon
            Kesultanan Cirebon adalah Kerajaan Islam pertama di Jawa Barat. Kerajaan ini didirikan oleh Sultan Gunung Jati. Pada mulanya Cirebon merupakan daerah kekuasaan pakuan Pajajaran. Akan tetapi, Syarif Hidayat yang dikenal dengan Sunan Gunung Jati, berhasil meningkatkan status Cirebon sebagai daerah kerajaan.
            Sunan Gunung Jati lahir tahun 1448 M, dan wafat pada tahun 1568 M dalam usia 120 tahun. Dari Cirebon, Sunan Gunung Jati mengembangkan Islam ke daerah-daerah lain di Jawa Barat, seperti Majlengk, Kuningan, Kawalih,Sunda Kelapa, dan Banten. Dasar pengembangan Islam dan perdagangan kaum muslimin di Banten diletakkan oleh Sunan Gunung Jati tahun1524 atau 1525. ketika ia kembali ke Cirebon Banten diserahkan kepada anaknya Hasanuddin. Keturunan sultan inilah yang kemudian menurunkan raja-raja Banten.

e. Kerajaan Banten
Kesultanan Banten berawal ketika Kesultanan Demak memperluas pengaruhnya ke daerah barat. Pada tahun 1524/1525, Sunan Gunung Jati bersama pasukan Demak merebut pelabuhan Banten dari kerajaan Sunda, dan mendirikan Kesultanan Banten yang berafiliasi ke Demak. Menurut sumber Portugis, sebelumnya Banten merupakan salah satu pelabuhan Kerajaan Sunda selain pelabuhan Pontang, Cigede, Tamgara (Tangerang), Sunda Kalapa dan Cimanuk. Anak dari Sunan Gunung Jati (Hasanudin) menikah dengan seorang putri dari Sultan Trenggono dan melahirkan dua orang anak. Menurut pelurusan Sejarah, Pangeran Sabakingkin atau Sultan Maulana Hasanuddin nikah dengan Putri Kintamani mempunyai Anak yang pertama bernama Yusuf Akbar (Maulana Yusuf), pelurusan sejarah bahwa Anak Kedua Ratu Siti Rodiah kawin dengan Sultan Mahmud Badaruddin II Kesultanan Palembang Darussalam sedang anak ketiga Muhammad Nazaruddin (Sultan Maulana Muhammad Nazaruddin bergelar Alamsyah) Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570). Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena dibantu oleh para ulama (inilah Sejarah Bikinan Belanda).
Menurut Pelurusan Sejarah bahwa Sultan Muhammad bukan anak dari Maulana Yusuf tetapi anak ketiga dari Sultan Hasanuddin, dengan nama lengkap Sultan Muhammad Nazaruddin "Alamsyah" dikawal oleh empat Pengawal Kesultanan masing-masing bernama Ananta Kusuma, Daeng, Nata Kusuma dan Jalaluddin pada saat itu Sultan Muhammad Nazaruddin yang bergelar Alamsyah berusia 19 tahun,melakukan perjalanan ke Palembang pada masa Inggeris masuk ke Palembang, bukan untuk memerangi palembang tetapi menyambangi keluarga (Saudaranya yang bernama Ratu Siti Rodiah yang nikah dengan Sultan Mahmud Badaruddin II).
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat. Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800 Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.
Pada zaman pemerintahan Sultan Haji, tepatnya pada 12 Maret 1682, wilayah Lampung diserahkan kepada VOC. seperti tertera dalam surat Sultan Haji kepada Mayor Issac de Saint Martin, Admiral kapal VOC di Batavia yang sedang berlabuh di Banten. Surat itu kemudian dikuatkan dengan surat perjanjian tanggal 22 Agustus 1682 yang membuat VOC memperoleh hak monopoli perdagangan lada di Lampung. Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur - Jenderal Belanda, Herman William Daendels tahun 1808.


3.1.3     Kerajaan-Kerajaan Islam di Kalimantan, Maluku dan Sulawesi
1. Kalimantan
            a. Kerajaan Banjar di Kalimantan Selatan
            Kerajaan Banjar merupakan kelanjutan dari Kerajaan Daha yang bercorak Hindu. Peristiwanya dimulai ketika ada pertentangan dalam keluarga istan, Antara Pangeran Samudera sebagai pewaris sah Kerajaan Daha, dengan pamannya Pangeran Tumenggung. Seperti dikisahkan dalam Hikayat Banjar, ketika Raja Sukarama merasa sudah hampir tiba ajalnya, ia berwasiat agar yang menggantikannya nanti ialah cucunya, Raden Samudera. Keempat puteranya tidak setuju dengan wasiat tersebut, terutama Pangeran Tumanggung. Setelah Sukarama wafat, jabatan raja dipegang oleh anak tertua, yakni Pangeran Mangkubumi. Saat itu Pangeran Samudera baru berusia 7 tahun. Tak beberapa lama menjabat, Mangkubumi terbunuh oleh pegawai istana yang dihasut Tumanggung.. maka Pangeran Tumanggung tampil sebagai raja Daha.
            Pangeran Samuderapun berkelana dan kemudian diasuh oleh Patih Masih, serta berhasil menghimpun kekuatan hingga berhasil menguasai Muara Baha. Atas saran Patih, maka Pangeran Samudera meminta bantuan pada raja Demak, dan Sultan Demak berjanji membantunya dengan syarat ia akan masuk Islam. Sultan Demak kemudian mengirim seribu tentara dengan seorang penghulu bernama Khtib Dayan untuk mengislamkan orang Banjar. Dalam peperangan itu Pangeran Samudera memperoleh kemenangan, dan masuk Islam dengan diberi nama Sultan Suyanullah atau Suriansyah, serta dinobatkan sebagai raja Banjar pertama (1526 M).  
            Sultan Suryanullah diganti oleh putera tertuanya yang diberi gelar Sultan Rahmatullah, yang kemudian digantikan Sultan Hidayatullah (putera Rahmatullah) dan Marhum Panembahan atau Sultan Mustainnullah. Pada masa Marhum Panembahan inilah, Ibu kota kerajaan berpindah-pindah. Hal ini disebabkan pihak Belanda yang menyebabkan huru-hara dikerajaan ini.
            b. Kerajaan Kutai di Kalimantan Barat
            Penyebaran Islam di Kutai terjadi ketika masa Pemerintahan Raja Mahkota. Ajaran Islam itu dbawa oleh dua tokoh, yakni Dato Ri Bandang dari Makassar dan Tuan Tunggang Parangan. Dari sinilah Raja Mahkota Masuk Islam dan Mulai menyebarkan Islam dengan Pedang. Proses Islamisasi ini diperkirakan berlangsung tahun 1575.
Penyebaran Islam selanjutnya dieruskan oleh anaknya, yaitu Aji di Langgar serta para pengganti-penggantinya yang lain.
2. Maluku
            Islam mencapai maluku sebagai pusat rempah-rempah pada pertengahan terakhir abad ke-15. Raja  kerajaan Ternate yang bernama Vongi Tidore mulai masuk Islam tahun1460. namun H.J de Graaf berpendapat bahwa raja pertama yang Islam ialah Zaiynal Abidin(1486-1500 M). DI masa itu, gelombang perdagangan muslim semakin meningkat, dan hal itu menyebabkan raj menyerah kepada tekanan dan memutuskan untuk belajar agama Islam di madrasah Giri
3. Sulawesi (Gowa-Tallo, Bone, Wajo, Sopeng dan Luwa)
            Kerajaan Gowa-Tallo merupakan kerajaan kembar yang sering disebut kerajaan makassar. Kerajaan ini terletak di Semenanjung Barat Daya pulau Sulawesi, yang merupakan daerah transito yang strategis.

            Sejak Kerajaan ini tampil sebagai pusat pedagangan laut, kerajaan ini menjalin hubungan baik dengan keajaan Ternate yang telah menerima Islam dari Giri. Dibwah pemerintahan Sultan Babullah, ternate mengadakan perjanjian dengan Gowa-Tallo untuk menganut agama Islam, namun gagal.
            Kerajaan ini masuk Islam baru ketika Datu Ri Bandang datang ke Kerajaan ini. Raja pertama yang masuk Islam ialah Sultan Alauddin (1591-1636). Setelah itu barulah kerajaan Gowa Tallo menyampaikan ”pesan islam” kepada kerajaan-kerajaan lain seperti: Wajo, Soppeng, dan Bone.







BAB IV
PENUTUP
4.1.    Kesimpulan
            Dari pembahasan diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1.      Perkembangan Islam di Indonesia adalah berkat peran para pedagang dari Jazirah Arabia melalui jalan perdagangan, dakwah dan perkawinan.
2.      Para ulama awal yang menyebarkan Islam di Indonesia di antaranya yaitu; Hamzah Fansuri, Syaikh Muhammad Yusuf Al-Makasari, Syaikh Abdussamad Al-Palimbani, Syaikh Muhammad bin Umar n-Nawawi Al-Bantani dan wali songo (Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Kalijaga, Sunan Gunung Jati, Sunan Drajat, Sunan Kudus dan Sunan Muria).

4.2.    Kritik dan Saran
            Demikian pembahasan dari makalah “Sejarah Perkembangan Islam di Indonesia”. Penulis berharap semoga pembahasan dalam makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca. Dan kami pun berharap pula kritik dan saran dari pembaca untuk kesempurnaan dalam tugas kami selanjutnya. Sekian dan terima kasih.